LAPORAN
PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
“MEDIA
PERTUMBUHAN”
NAMA :
MEIDI PAPUTUNGAN
NIM :
0100840096
FAKULTAS : KEDOKTERAN UNCEN
KELOMPOK : 2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Sebelum
melakukan pengamatan terhadap bakteri di laboratorium, telebih dahulu kita
harus menumbuhkan atau membiakan bakteri tersebut. Mikroorganisme dapat
berkembang biak dengan alami atau dengan bantuan manusia. Mikroorganisme yang
dikembangkan oleh manusia diantaranya melalui substrat yang disebut media. Media
biakan adalah media steril yang digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme.
Media biakan terdiri dari garam organik, sumber energi (karbon), vitamin dan
zat pengatur tumbuh (ZPT). Selain itu dapat pula ditambahkan komponen lain
seperti senyawa organik dan senyawa kompleks lainnya.
Untuk melakukan hal ini, haruslah dimengerti jenis-jenis nutrisi yang
diisyaratkan oleh bakteri atau jamur dan juga macam lingkungan fisik yang
menyediakan kondisi optimum bagi pertumbuhannya. Mikroorganisme dapat
ditumbuhkan dan dikembangkan pada suatu substrat yang disebut medium. Medium
yang digunakan untuk menumbuhkan dan mengembangbiakkan mikroorganisme tersebut
harus sesuai susunanya dengan kebutuhan jenis-jenis mikroorganisme yang
bersangkutan, dalam hal ini kita menggunakan medium Na (Nutrient agar) dan PDA (Potato
Dekstrosa Agar). Beberapa mikroorganisme dapat hidup baik pada medium yang
sangat sederhana yang hanya mengandung garam anargonik di tambah sumber karbon
organik seperti gula. Sedangkan mikroorganime lainnya memerlukan suatu medium
yang sangat kompleks yaitu berupa medium ditambahkan darah atau bahan-bahan
kompleks lainnya. Dalam bidang mikrobiologi, dipelajari mengenai mikroba yang
meliputi bakteri, fungi atau mikroorganisme lainnya, baik dalam morfologi dan
penampakan koloninya. Karena itu, untuk melihat dengan jelas penampakan mikroba
tersebut, terlebih dahulu kita membuat biakan atau piaraan organisme.
Sebelumnya, bahan serta peralatan harus dalam keadaan steril, artinya pada
bahan dan peralatan yang ingin dipergunakan tidak terdapat mikroba lain yang
tidak diharapkan. Proses dari kegiatan steril disebut sterilisasi.
Sementara
itu, untuk menumbuhkan mikroorganisme yang sudah dibiakkan (murni) digunakan
media. Media merupakan campuran dari beberapa zat-zat makanan untuk pertumbuhan
mikroba dan berfungsi sebagai nutrisi bagi mikroba tersebut. Media dibedakan
berdasarkan fase (sifat fisik media), yaitu media padat, media setengah padat,
media cair, dan berdasarkan komposisinya, yaitu media sintesis, media semi
sintesis, dan media non sintesis. Dari media tersebut, maka kita dapat
mengetahui sifat dan bentuk (koloni) dari mikroba.
B. Tujuan
Agar
mahasiswa dapat membuat media pertumbuhan Na (Nutrient agar).
C. Manfaat
Supaya
kita bisa membuat media pertumbuhan mikroorganisme dari bahan agar, serta
menganalisa mikroorganisme yang telah di inkubasi dengan menggunakan inkubator
yang terdapat di dalam media pertumbuhan (cawan petri).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Mikroorganisme merupakan jasad hidup
yang mempunyai ukuran sangat kecil. Setiap
sel tunggal mikroorganisme memiliki kemampuan untuk
melangsungkan aktivitas kehidupan antara lain dapat mengalami pertumbuhan,
menghasilkan energi dan bereproduksi dengan sendirinya. Mikroorganisme memiliki
fleksibilitas metabolisme yang tinggi karena mikroorganisme ini harus mempunyai
kemampuan menyesuaikan diri yang besar sehingga apabila ada interaksi yang
tinggi dengan lingkungan menyebabkan terjadinya konversi zat yang tinggi pula.
Akan tetapi, karena ukurannya yang kecil, maka tidak ada tempat untuk menyimpan
enzim-enzim yang telah dihasilkan. Dengan demikian enzim yang tidak diperlukan
tidak akan disimpan dalam bentuk persediaan. Enzim-enzim tertentu yang
diperlukan untuk pengolahan bahan makanan akan diproduksi bila makanan tersebut
sudah ada (saipol, 2012).
Mikroorganisme dapat ditumbuhkan dan
dikembangkan pada suatu substrat yang
disebut medium. Medium yang digunakan untuk
menumbuhkan dan mengembangbiakkan mikroorganisme tersebut harus sesuai
susunanya dengan kebutuhan jenis-jenis mikroorganisme yang bersangkutan.
Beberapa mikroorganisme dapat hidup baik pada medium yang sangat sederhana yang
hanya mengandung garam anargonik ditambah sumber karbon organik seperti gula.
Sedangkan mikroorganime lainnya memerlukan suatu medium yang sangat kompleks
yaitu berupa medium ditambahkan darah atau bahan-bahan kompleks lainnya (Volk
dan Wheeler, 1993).
Untuk menumbuhkan mikroba dan
mengembangbiakan mikroba, diperlukan suatu substrat yang disebut dengan media.
Sedangkan media itu sendiri sebelum dipergunakan harus dalam keadaan steril,
artinya tidak ditumbuhi oleh mikroba lain yang tidak diharapkan. Susunan bahan,
baik bentuk bahan alami (seperti tauge, kentang, telur, daging, wortel, dan
sebagainya) ataupun bahan buatan (berbentuk senyawa kimia, organik, ataupun
anorganik) yang dipergunakan untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan mikroba
dinamakan media (Anonim1 2011).
Media pertumbuhan mikroorganisme
adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat makanan atau nutrisi yang
diperlukan oleh mikroorganisme untuk pertumbuhannya. Mikroorganisme
memanfaatkan nutrisi di dalam media berupa molekul-molekul kecil yang dirakit
untuk menyusun komponen sel. Dengan media, pertumbuhan dapat dilakukan dengan
isolasi mikroorganisme menjadi kultur murni dan juga memanipulasi komposisi
media pertumbuhannya. Bahan dasar adalah air (H2O) sebagai pelarut dari
agar-agar (rumput laut) dimana agar-agar tersebut berfungsi sebagai pemadat
media (Soni, Ahmad 2010). Medium dapat diklasifikasikan berdasar atas susunan
kimia, konsistensi, dan fungsinya. Klasifikasi medium berdasarkan susunan
kimianya, yakni, medium organik, yaitu medium yang tersusun dari bahan- bahan
organik, medium anorganik, yaitu medium yang tersusun dari bahan-bahan
anorganik, medium sintetik, yaitu medium yang sususan kimiawinya dapat
diketahui dengan pasti, dan medium non-sintetik, yaitu medium yang susunan
kimiawinya dapat diketahui dengan pasti (Anonim1 2011). Pembiakan mikroba dalam
laboratorium memerlukan medium yang berisi zat hara serta lingkungan
pertumbuhan yang sesuai dengan mikroorganisme. Zat hara dibutuhkan oleh
mikroorganisme untuk pertumbuhan, sistesis sel, keperluan energi dalam
metabolism, dan pergerakan. Lazimnya, medium biakan berisi air, sumber energi,
zat hara sebagai sumber karbon, nitrogen, sulfur, phospat, oksigen, hidrogen,
serta unsur-unsur sekelumit (trace element). Dalam bahan dasar, medium dapat
pula ditambahkan faktor pertumbuhan berupa asam amino, vitamin, dan nukleotida
(Waluyo, 2007).
Medium merupakan suatu bahan yang terdiri
dari campuran nutrisi yang dipakai untuk menumbuhkan mikroba. Selain untuk
menumbuhkan mikroba, medium dapat pula digunakan untuk isolasi, memperbanyak
mikroba, pengujian sifat-sifat fisiologi dan perhitungan jumlah mikroba. Media
agar-agar merupakan media yang sangat baik untuk memisahkan campuran
mikroorganisme sehingga masing-masing jenisnya menjadi terpisah-pisah. Teknik
yang digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme pada media agar memungkinkan
tumbuh dengan agak berjauhan dengan sesamanya juga memungkinkan selnya
membentuk atau membelah dan berhimpun untuk membentuk satu koloni. Sekelompok
sel yang dapat dilihat dengan mata biasa semua sel dalam koloni itu sama
dianggap adalah satu keturunan mikroorganisme bisa disebut berasal dari satu
sel yang sama yang disebut biakan murni (Anonim2,2011).
Bahan yang diinokulasikan pada
medium disebut inokulum. Dengan menginokulasi medium agar nutrien (nutrient
agar) dengan metode cawan gores atau dengan metode cawan tuang, sel-sel mikroba
itu akan terpisah sendiri-sendiri. Jika dua sel pada inokulum asal terlalu
berdekatan letaknya pada medium agar, maka koloni yang terbentuk dari
masing-masing sel dapat bercampur dengan sesamanya, atau paling tidak
bersentuhan, jadi massa sel dapat diamati dala medium agar, bukanlah suatu biakan
yang murni (Pelczar 2008). Medium manusia dapat berupa: medium cair, yang biasa
digunakan adalah air kaldu. Medium kental, dahulu kala orang lazim menggunakan
kentang yang dipotong-potong berupa silinder untuk medium- medium yang diperkaya
dan medium kering. Pekerjaan laboratorium sekarang ini banyak dipermudah dengan
telah adanya bermacam- macam medium yang tersedia dalam bentuk serba kering.
Dan yang terakhir adalah medium sintetik yang berupa ramuan-ramuan zat
anorganik yang tertentu, yang mengandung zat karbon dan nitrogen yang
diperlukan oleh mikroba untuk melakukan metabolisme (Dwidjoseputro 1991). Media
setengah padat dibuat dengan bahan yang sama dengan media padat, tetapi yang
berbeda adalah komposisi agarnya. Media ini digunakan untuk melihat gerak kuman
secara mikroskopik. Pada media mati juga dikenal dengan adanya media sintetis.
Media sintesis merupakan media yang mempunyai kandungan dan isi bahan yang
telah diketahui secara terperinci. Media sintesis sering digunakan untuk mempelajari
sifat faali dan senyawa genetika mikroorganisme. Senyawa anorganik dan senyawa
organik yang ditambahkan kedalam media sintetis harus murni. Dengan demikian,
media sistetis harganya menjadi cukup mahal (Waluyo 2007).
Medium yang banyak digunakan dalam
pekerjaan rutin di laboratorium adalah kaldu cair dan kaldu agar. Dasar makanan
yang paling baik bagi pemiaraan bakteri adalah medium yang mengandung zat-zat
organik seperti rebusan daging, sayur-sayuran, sisa-sisa makanan, atau
ramuan-ramuan yang dibuat oleh manusia. Supaya mikroba dapat tumbuh dengan
baik, dalam suatu medium perlu dipenuhi syarat-syarat yakni: medium harus
mengandung semua nutrisi yang mudah digunakan oleh mikrobia, medium juga harus
mempunyai tekanan osmosis, tegangan muka, dan pH yang sesuai, medium tidak
mengandung zat-zat yang menghambat, dan medium harus steril tidak ada
kontaminan dari mikroorganisme yang tidak diinginkan (Anonim1, 2011).
BAB III
PROSEDUR KERJA
A. Alat
1. Neraca
Analitik
2. Autoclave
3. Labu
Erlenmeyer
4. Spatula
5. Hot
Plate
6. Batang
Pengaduk
B. Bahan
1. Media
Pertumbuhan Nutrient agar
2. Aquades
250 ml
3. Kapas
4. Aluminium
Folil
C. Cara
kerja
Membuat
Media Pertumbuhan Na (Nutrient Agar)
1. Menyiapkan
alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Menimbang
aluminium foil yang telah diletakkan diatas timbangan dan agar aluminium foil
tidak berpengaruh pada timbangan maka kita harus menekan tombol T yang ada pada
timbangan agar timbangan kembali ke angka 0.
3. Mengambil
media dengan menggunakan spatula dan meletakkkan diatas aluminium foil yang
sudah diletakan pada timbangan, kemudian tuangkan media sebanyak 10,5 gram.
4. Tuangkan
aquades ke dalam gelas beaker sebanyak 200 ml.
5. Kemudian
tuangkan lagi media ke dalam gelas beaker. Dengan bantuan sisa air sebanyak 50
ml tadi, siram aluminium foil agar media yang tersisa akan bersih menggunakan
air tadi.
6. Memaskan
media diatas hot plate dengan suhu 1000C sampai mendidih dan
berwarna homogen, serta bening.
7. Terakhir,
tuangkan media ke dalam labu erlenmeyer, lalu ditutup dengan menggunakan kapas
dan dilapisi dengan aluminium foil agar media tetap steril.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Setelah
kita melakukan percobaan pembuatan media pertumbuhan Nutrient agar (Na), dengan
menimbang, mamanaskan, menuangkan serta memadatkan media pertumbuhan ke dalam
labu erlenmeyer lalu menutupinya dengan kapas dan aluminium foil kemudian
mensterilkan media pertumbuhan mikroorganisme dengan cara di inkubasi dengan
alat inkubator, maka kita memperoleh media pertumbuhan Na (Nutrient agar)
menjadi steril (menghindarkan dari mikroorganisme yang tidak di harapkan.
B. Pembahasan
Pada praktikum
kali ini menggunakan medium Na (Nutrient agar), yaitu medium yang memiliki
fungsi yakni untuk mengembangbiakkan bakteri secara umum. Medium NA mengandung
nutrisi-nutrisi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan bakteri. Menurut Pelczar
(2008: 138), menyatakan bahwa sifat-sifat media yang digunakan untuk faktor
pertumbuhan yaitu harus mudah tumbuh, media harus dibuat, pertumbuhan bakteri
harus khas dan mempunyai sifat-sifat yang diinginkan. Jika sifat ini dipenuhi,
maka pertumbuhan bakteri akan bagus. Pada proses pembuatan media, medium NA
menggunakan magnetik stirrer untuk menghomogenkan agar dengan aquades selama
pemasakan agar.
Menurut
Hadiotomo (1993: 53), magnetik stirrer berfungsi sebagai alat penghomogenan
atau pemercepat pelarutan, dan juga mengaduk medium selama sedang dipanaskan
agar tidak terjadi penggumpalan pada saat dipanaskan. Selain itu, hot plate
digunakan untuk memanaskan medium hingga masak dan mempercepat reaksi yang
terjadi pada medium hingga mendidih. Autoklaf berfungsi untuk mensterilkan
bahan-bahan dan alat-alat yang tahan terhadap panas dan tekanan yang tinggi.
Pada waktu tertentu, jarum ose digunakan untuk memindahkan biakan dari satu
medium ke medium yang lainnya. Dalam pertumbuhan mikroorganisme tergantung dari
nutrien media yang dibuat. Kebanyakan mikroorganisme membutuhkan air.
Menurut
Anonim2 (2011), bahan-bahan yang terlarut di dalam air yang digunakan
mikroorganisme untuk membentuk badan sel dan memperoleh energi yang berasal
dari bahan makanan. Medium NA, nutrien utama penyusunnya yakni adalah sepotong
kaldu. Pada medium yang telah disterilkan, tidak terdapat mikroba dan tidak
terjadi perubahan fisik seperti perubahan warna, tidak berbau, tidak terlihat
permukaan medium yang tidak ditumbuhi oleh koloni mikroba. Hal ini menunjukkan
bahwa medium yang telah disterilisasi tidak terjadi kontaminasi mikroba,
sedangkan pada medium yang tidak disterilisasi terlebih dahulu ditumbuhi oleh
mikroorganisme dan terjadi perubahan fisik pada medium tersebut. Terjadinya
perubahan fisik menunjukkan bahwa medium terkontaminan atau terdapat
mikroorganisme. Menurut Dwidjoseputro (1998), terjadinya perubahan fisik pada
medium ini disebabkan oleh mikroba yang terdapat pada medium. Hal ini menunjukkan
bahwa medium telah terkontaminasi. Keragaman yang luas dalam hal tipe nutrisi
dianatar mikroorganisme diimbangi oleh tersedianya berbagai media yang banyak
macamnya untuk kultivasinya.
Menurut
Anonim2 (2011), macam media yang tersedia dapat dikelompokkan dengan berbagai
cara. Selain menyediakan nutrien yang sesuai untuk kultivasi mikroorganisme,
juga perlu disediakan kondisi fisik yang memungkinkan pertumbuhan optimum.
Mikroorganisme tidak hanya amat bervariasi dalam persyaratan nutrisinya, tetapi
juga menunjukkan respons yang berbeda-beda terhadap kondisi fisik di dalam
lingkungannya. Untuk keberjasilan kultivasi berbagai tipe bakteri, dibutuhkan
satu kombinasi nutrien serta lingkungan fisik yang sesuai. Bakteri tidak dapat
hidup tanpa adanya media yang mengandung nutrisi- nutrisi untuk pertumbuhannya.
Menurut
Pelczar (2008: 139), media pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu bahan yang
terdiri dari campuran zat-zat makanan (nutrisi) yang diperlukan mikroorganisme
untuk pertumbuhannya. Mikroorganisme memanfaatkan nutrisi media berupa
molekulmolekul kecil yang dirakit untuk menyusun komponen sel. Dengan media
pertumbuhan dapat dilakukan isolat mikroorganisme menjadi kultur murni dan juga
memanipulasi komposisi media pertumbuhannya. Pada dasarnya media pertumbuhan
dapat dikelompokan menjadi 5 kelompok besar yaitu medium cair, medium kental,
medium yang diperkaya, medium kering dan media sinergik. Medium cair yang
sering digunakan diantaranya peptone. Peptone ialah protein yang terdapat pada
daging, air susu, kedelai, putih telur. Medium kental biasa terdapat unsur
agar-agar yang berfungsi untuk memperkental tidak untuk merbuah kandungan
nutrisi media tersebut.
Menurut
Waluyo (2010), berdasarkan bentuk fisiknya, media pertumbuhan dapat
dikelompokkan menjadi media padat, setengah padat dan cair. Media padat adalah
media yang mengandung 15% agar sehingga mudah mengeras. Media setengah padat
yaitu media yang mengandung agar 0,3-0,4% sehingga menjadi sedikit kenyal,
tidak padat, tidak begitu cair. Media semi solid dibuat dengan tujuan supaya
pertumbuhan mikroba dapat menyebar ke seluruh media tetapi tidak mengalami
percampuran sempurna jika tergoyang. Medium cair yaitu media yang tidak
mengandung agar, contohnya adalah NB (Nutrient Broth), LB (Lactose Broth).
berdasarkan tujuan pembuatannya, media dapat dikelompokkan menjadi 6 kelompok.
Menurut
Pelczar (2008), media pertama adalah media yang digunakan untuk isolasi. Media
ini mengandung semua senyawa esensial untuk pertumbuhan mikroba, misalnya
Nutrient Broth, Blood Agar. Media selektif/penghambat merupakan media yang
selain mengandung nutrisi juga ditambah suatu zat tertentu sehingga media
tersebut dapat menekan pertumbuhan mikroba lain dan merangsang pertumbuhan
mikroba yang diinginkan. Media yang diperkaya, media untuk peremajaan kultur,
media untuk mementukan kebutan nutrien tertemtu, media untuk karakteristikasi
bakteri dan media diferensial adalah beberapa bentuk media berdasarkan fungsi
tujuannya. Pemilihan media yang baik akan menunjang pertumbuhan dan perkembangbiakan
mikroba. Kesesuaian suhu, pH, kecukupan nutrien pada media merupakan beberapa
syarat untuk mikroba tersebut dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Pada
pembuatan media untuk berbagai macam organisme harus menggunakan bahan yang
mengandung banyak protein dangan berbagai konsentrasinya sehingga dapat
menumbuhkan bakteri. Salah satu bahan yang sering dipergunakan adalah tauge.
Tauge berfungsi sebagai sumber protein, sukrosa berfungsi sebagai sumber
karbohidrat sehinga cocok dijadikan untuk media pertumbuhan mikroba
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Media
merupakan campuran dari beberapa zat-zat makanan untuk pertumbuhan mikroba dan
berfungsi sebagai nutrisi bagi mikroba tersebut. Media dibedakan berdasarkan
fase (sifat fisik media), yaitu media padat, media setengah padat, media cair,
dan berdasarkan komposisinya, yaitu media sintesis, media semi sintesis, dan
media non sintesis. Dari media tersebut, maka kita dapat mengetahui sifat dan
bentuk (koloni) dari mikroba. Dalam percobaan ini, media yang di pakai adalah
media NA (Nutriet Agar) yaitu medium yang memiliki fungsi yakni untuk
mengembangbiakkan bakteri secara umum. Medium NA mengandung nutrisi-nutrisi
yang dibutuhkan untuk pertumbuhan bakteri. Sifat-sifat media yang digunakan
untuk faktor pertumbuhan yaitu harus mudah tumbuh, media harus dibuat,
pertumbuhan bakteri harus khas dan mempunyai sifat-sifat yang diinginkan. Jika
sifat ini dipenuhi, maka pertumbuhan bakteri akan bagus. Pada proses pembuatan
media, medium NA menggunakan magnetik stirrer untuk menghomogenkan agar dengan
aquades selama pemasakan agar. Berdasarkan tujuan pembuatannya, media dapat
dikelompokkan menjadi 6 kelompok yaitu:
1.
Media selektif/penghambat
2.
Media yang diperkaya
3.
Media untuk peremajaan kultur
4.
Media untuk mementukan kebutuhan nutrien tertentu
5.
media untuk karakteristikasi bakteri
6.
media diferensial.
B. Saran
Adapun saran
yang dapat diajukan pada praktikum ini yaitu, praktikan harus aktif dalam
melakukan praktikum, harus teliti dalam menimbang bahan-bahan yang akan digunakan
serta selalu memperhatikan kesterilan alat dan bahan yang digunakan.
DAFTAR
PUSTAKA
Volk , W. A & Wheeler. M. F. 1993. Mikrobiologi
Dasar Jilid 1 Edisi ke 5.
Erlangga. Jakarta.
Saipol 2012. http://saipol-book.blogspot.com/2012/06/laporan-praktikum-mikroba.html?m=1.
Diakses tanggal 24 januari 2013
Anonim1.
2011. Pembuatan Media Mikroorganisme. http:// wikipedia.org/wiki/media-mikroorganisme.
Diakses tanggal 24 Januari 2013.
Pelczar, M & Chan. 2008. Dasar-dasar Mikrobiologi. Universitas
Indonesia. Jakarta. viii + 433 hlm.
Dwidjoseputro. 1994. Mikrobiologi. Erlangga. Jakarta. xx + 315 hlm.
Waluyo, Lud. 2007. Mikrobiologi Umum. Erlangga.
Jakarta. xx + 349 hlm.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar