LAPORAN
PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
“PENANGKAPAN
MIKROORGANISME DAN PIARAAN CAMPURAN”
NAMA :
MEIDI PAPUTUNGAN
NIM :
0100840096
FAKULTAS : KEDOKTERAN
KELOMPOK : 2
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
Mikroorganisme
atau mikroba adalah organisme hidup yang berukuran sangat kecil dan hanya dapat
diamati dengan menggunakan mikroskop. Mikroorgnasime ada yang terusun atas satu
sel (uniseluler) dan ada yang tersusun atas beberapa sel (ultiseluler).
Walaupun mikroorganisme uniseluler hanya tersusun atas satu sel, namun
mikroorgansime tersebut menunjukan semua karakteristik organ hidup yaitu
bermetaboliisme, bereproduksi, berdiferensisasi, melakukan komunikasi,
melakukan pergerakan dan berevolusi.
Orgnasime
yang termasuk kedalam golongan mikroorganisme adalah bakteri, archae, fungi
(kapang dan khamir), protozoa, alga, mikroskopis, dan virus. Virus, bakteri dan
archaea termasuk galam golongan prokariotik. Sedangkan fungi, prrotozoa, alga
mikroskopis termasuk kedalam golongan eukariotik.
Mikroorganisme
terdapat dimana-mana, interaksinya dengan sesama mikroorganisme ataupun dengan
organsime lain dapat berlangsung dengan cara yang aman dan menguntungkan maupun
merugikan. Mikroorganisme cenderung diasosiasikan dengan penyakit-penyakit
infeksi ataupun pembusukan makanan, akan tetapi mayoritas mikroorganisme justru
memberikan kontribusi bagi kesinambunagn ekosistem lingkungan hidup khususnya
bagi kesejahteraan manusia. (anonim1, 2011)
Mikroorganisme dapat menyebabkan banyak
bahaya dan kerusakan. Hal ini nampak dari kemampuanya menginveksi manusia,
hewan dan tumbuhan. Sehingga menyebabkan penyakit dan kemampuannya menginveksi
tersebut, dimana penyakit tersebut berkisar dari inveksi ringan sampai
menyebabkan kematian. Mikroorganisme dapat mencemari makanan dengan menimbulkan
perubahan-perubahanatau bahkan beracun. Sehingga ada prosedur khusus dalam
pembuatan makanan yang bertujuan untuk mengendalikan pertumbuhan dan
kontaminasi suatu mikroba. Bakteri pada umumnya berasal dari lingkungan di
sekitar kita misalnya: di tanah, air, udara, makanan, tanaman yang sakait dan
pada buah-buahan ruasak. Kultivikasi bakteri dapat diaktifkan melalui bakteri
biakan muri yang hanya mengandung satu jenis bakteri untuk mengisolasi bakteri
dalam biakan murni. (anonim2, 2008)
B.
Tujuan
1.
Menangkap
mikroorganisme dari beberapa tempat.
2.
Melakukan
pemeliharaan campuran terhadap mikroorganisme hasil tangkapan.
C.
Manfaat
Agar
mahasiswa dapat menetahiu morfologi suatu mikroorganisme, dan membedakan koloni bakteri dan koloni jamur.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Penangkapan
suatu mikroorganisme adalah suatu proses pemindahan mikroorganisme ke medium
yang belum berisi mikroorganisme lain atau suatu proses pengembangbiakan
mikroorganisme pada medium yang belum ditumbuhi mikroorganisme.
Ketika melakukan penangkapan mikroorganisme baik itu bakteri ataupun jamur,
harus diusahakan agar alat-alat dan media yang digunakan benar-benar steril.
Untuk mensterilkan medium tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan autoklaf
dengan cara meletakkan medium yang akan disterilkan di dalam autoklaf
selama 15 sampai 20 menit dengan suhu 121°C pada tekanan 2 atm. Penangkapan mikroorganisme (bakteri) dengan cara
mengambil sedikit sumber bakteri (dalam hal ini bakteri diambil dari kulit
wajah) menggunakan cutten bud dan menggoreskannya pada medium agar dalam cawan
petri dengan cara zig zag. (anonim2, 2008)
Mikroorganisme hasil
tangkapan yang telah ditangkap tersebut kemudian dibiakkan dalam medium yang
sesuai namun mikroorganisme yang tumbuh dalam satu media sangat beraneka ragam,
sehingga perlu dilakukan pemurnian untuk mendapatkan satu jenis mikroorganisme
saja. Untuk mengetahui mikroorganisme yang terdapat di dalam media tersebut,
praktikan dapat melakukan pembiakkan pada cawan petri yang berisi zat
makanan atau medium/media setelah diiunkubasi selama 24-48 jam sehingga akan
ditemukan berpuluh-puluh koloni bakteri dan jamur menutup permukaan medium
tersebut. Puluhan koloni-koloni bakteri dan jamur yang terdapat didalam medium,
itulah yang biasa disebut dengan piaraan campuran. (Marjuki, 2007)
Mikroorganisme tersebut
akan membentuk koloni-koloni yang menyebabkan masing-masing koloni memiliki
ciri maupun sifat yang berbeda. Perbedaan tiap koloni dapat dibedakan dengan
melakukan pengamatan mengenai ciri morfologinya, dimana untuk koloni jamur
memilki benang-benang halus, permukaannya kasar dan kusam/gelap sedangkan
koloni bakteri memiliki permukaan licin dan mengkilap.
BAB III
PROSEDUR KERJA
A.
Alat
1.
Inkubator
2.
Cawan Petri
3.
Rak Tabung
4.
Bunsen Burner
5.
Tabung reaksi
B.
Bahan
1.
Media PDA atau
Nutrient agar steril
2.
Kertas Label
3.
Cutten Bud
4.
Aquades
5.
Alkohol
6.
Tissu
C.
Cara Kerja
1.
Sediakan cawan
petri.
2.
Memanaskan media
Nutriet agar dengan menggunakan hot plate
3.
Mensterilkan
tangan dan bahan sebelum praktikum dengan alkohol
4.
Sebelum
menuangkan media dari cawan petri, panaskan terlebih dahulu mulut dari labu
erlenmeyer agar bakteri di sekitarnya mati, kemudian tuangkanmedia kedalam
cawan petri.
5.
Diamkan media
tersebut sampai media tersebut memadat.
6.
Stelah media
memadat, sterilkan kembali tempat yang akan digunakan, dan bilas tangan
menggunakan alkohol lagi.
7.
Mengusapkan
cutten bud pada bagian tubuh yang akan di tangkap bakterinya, dalam hal ini
menggunakan wajah, kemudian usapkan cutton bud yang sudah ada bakterinya ke
dalam media Natrium agar dengan cara zig zag.
8.
Kemudian masukan
hasil tangkapan untuk di inkubasi dengan menggunakan alat inkubator dengan suhu
370C selama 24 jam.
BAB IV
HASIL DAN
PEMBAHASAN
A.
Hasil
Untuk
mendapatkan dan mengetahui piaraan campuran setelah di inkubasi dengan suhu 370C
selama 24 jam.
B.
Pembahasan
Mikroorganisme
terdapat dimana-mana, interaksinya dengan sesama mikroorganisme ataupun dengan
organsime lain dapat berlangsung dengan cara yang aman dan menguntungkan maupun
merugikan. Mikroorganisme cenderung diasosiasikan dengan penyakit-penyakit
infeksi ataupun pembusukan makanan, akan tetapi mayoritas mikroorganisme justru
memberikan kontribusi bagi kesinambunagn ekosistem lingkungan hidup khususnya
bagi kesejahteraan manusia. Mikroorganisme dapat menyebabkan
banyak bahaya dan kerusakan. Hal ini nampak dari kemampuanya menginveksi
manusia, hewan dan tumbuhan. Sehingga menyebabkan penyakit dan kemampuannya
menginveksi tersebut, dimana penyakit tersebut berkisar dari inveksi ringan
sampai menyebabkan kematian.
Penangkapan suatu mikroorganisme adalah
suatu proses pemindahan mikroorganisme ke medium yang belum berisi
mikroorganisme lain atau suatu proses pengembangbiakan mikroorganisme pada
medium yang belum ditumbuhi mikroorganisme. Penangkapan
mikroorganisme dapat dilakukan di mana saja (udara, tanah, air, tubuh manusia,
sampah, dan sebagainya) dengan cara yang berbeda. Di dalam praktikum ini, kami
melakukan penangkapan mikroorganisme pada tubuh tepatnya di daerah wajah/skin.
Selama
proses penangkapan mikroorganisme biasanya akan terjaring beberapa
mikroorganisme seperti jamur dan bakteri di dalam satu media, maka hasil
penangkapan yang demikian disebut piaraan campuran. Mikroorganisme tersebut
akan membentuk koloni-koloni yang menyebabkan masing-masing koloni memiliki
ciri maupun sifat yang berbeda. Perbedaan tiap koloni dapat dibedakan dengan
melakukan pengamatan mengenai ciri morfologinya, dimana untuk koloni jamur
memilki benang-benang halus, permukaannya kasar dan kusam/gelap sedangkan
koloni bakteri memiliki permukaan licin dan mengkilap.
BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Kesimpulan dari pelaksanaan praktikum penangkapan
mikroorganisme dan piaraan campuran adalah, Penangkapan mikroorganisme dapat
dilakukan di mana saja (udara, tanah, air, tubuh manusia, sampah, dan
sebagainya). Tetapi pada praktiukum ini kami mengambil sampel bakteri dari
tubuh manusia yaitu salah satu praktikan. Kami melakukan peangkapan
mikroorganisme pada wajah praktikan tersebut, dan setelah di lakukan percobaan,
setelah bakteri tadi di oleskan secara zig zag pada cawan petri yang telah
berisi Nutrien agar sebagai media pertumbuhannya, serta menginkubasi dengan
alat inkubator dengan suhu 370C selama 24 jam, kami mendapatkan
beberapa jenis Mikroorganisme. Kemudian mikroorganisme tersebut membentuk
koloni-koloni yang menyebabkan masing-masing koloni memiliki ciri maupun sifat
yang berbeda. Perbedaan tiap koloni dapat dibedakan dengan melakukan pengamatan
mengenai ciri morfologinya, dimana untuk koloni jamur memilki benang-benang
halus, permukaannya kasar dan kusam/gelap sedangkan koloni bakteri memiliki
permukaan licin dan mengkilap.
Puluhan koloni-koloni bakteri dan jamur yang
terdapat didalam medium, itulah yang biasa disebut dengan piaraan campuran.
B.
Saran
Saran yang dapat diberikan untuk pelaksanaan
praktikum ini adalah hendaknya penangkapan mikroorganisme dilakukan bukan hanya
pada tubuh manusia melainkan pada tempat lainnya misalnya udara, dsb sebab
walaupun praktikan sedang dalam studi di bidang kedokteran yang berhubungan
dengan penyakit pada tubuh manusia akan tetapi sumber penyakit itu bisa saja
timbul dari agen maupun environment yang berada di luar tubuh manusia yang
telah terkontaminasi.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim1.2011.http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/2121956-definisi-mikroorganisme/#ixzz2J7TGjcoT.
Diakses tanggal 26 januari 2013.
Anonim2.2008.http://www.scribd.com/doc/34259519/Laporan-Akhir-Mikro-Biologi
Marjuki,
Ega. 2007. Visualisasi bakteri. http://www.egamarjuki.wordpress.com/200706/08/visualisasi-bakteri.
Diakses 26 Januari 2012.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar